Entah kenapa ku senang bersepeda.. Sepeda apa aja bisa, dan yg paling kusenangi di saat berlowrider. Lebih sering dibilang ngelow. Awal cerita punya nih sepeda, datang begitu aja di rumah padahal, ndak da minta... hoho ternyata sebuah surprise. siip gan.. Nih nama sepedanya Low Rider nih ada sejarahnya
I. Sejarah Awal Low Rider
Sepeda Low Rider (ceper) telah beredar bertahun-tahun, walau tak seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya sepeda Low Rider mulai beredar dijalan-jalan. Sepeda Low Rider merupakan hasil dari sebuah gerakan Low Rider (Low Rider Movement) selama tahun 60an. Pada awalnya style low rider hanya digunakan untuk memodifikasi otomobil. Karena mahalnya mobil pada saat itu, anak–anak muda yang tertarik dengan gerakan ini tidak sangup untuk menjadi bagian. Sebagai gantinya mereka mulai memodifikasi sepeda yang telah mereka miliki.
Sepeda Low Rider (ceper) telah beredar bertahun-tahun, walau tak seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya sepeda Low Rider mulai beredar dijalan-jalan. Sepeda Low Rider merupakan hasil dari sebuah gerakan Low Rider (Low Rider Movement) selama tahun 60an. Pada awalnya style low rider hanya digunakan untuk memodifikasi otomobil. Karena mahalnya mobil pada saat itu, anak–anak muda yang tertarik dengan gerakan ini tidak sangup untuk menjadi bagian. Sebagai gantinya mereka mulai memodifikasi sepeda yang telah mereka miliki.
Schwinn Sting Ray (1963)
Pada tahun 1963 produsen sepeda Schwinn di Chicago, mengeluarkan produk terbaru yaitu Schwinn Stingray. Stingray dibuat menyerupai Dragster, salah satu tren motor yang sangat terkenal pada masanya. Stingray telah membuat sepeda lebih menyenangkan dari sekedar alat transportasi. Pada tahun 1964 George Barris yang didaulat Hollywood sebagai “king custom” karena hasil karyanya yang banyak dipakai oleh Hollywood, terinspirasi untuk memodifikasinya. Sepeda yang khusus dibuat untuk Eddie Munster dalam acara “The Munsters”, adalah Monster Koach and Dracula. Mungkin ini adalah momen yang berhasil didokumentasikan dalam sejarah sepeda Low Rider, sebagai sebuah permulaan.
I.1. Grup Awal, Mati Suri dan Representasi Low Rider
Sebuah grup yang terdiri dari anak-anak muda latin (Chicanos) dari timur Los Angeles, menganggap modifikasi yang dilakukan George Barris tidaklah cukup. Lalu mereka mengisi framenya (membuat tangki), menambah tiang dan bendera, kaca spion, merupakan modifiksi pertama yang mereka buat dan tentu saja merendahkan (ground clearance) sepedanya. Membengkokkan garpu adalah hal yang sangat umum untuk merendahkan sepeda pada saat itu.
Sebuah grup yang terdiri dari anak-anak muda latin (Chicanos) dari timur Los Angeles, menganggap modifikasi yang dilakukan George Barris tidaklah cukup. Lalu mereka mengisi framenya (membuat tangki), menambah tiang dan bendera, kaca spion, merupakan modifiksi pertama yang mereka buat dan tentu saja merendahkan (ground clearance) sepedanya. Membengkokkan garpu adalah hal yang sangat umum untuk merendahkan sepeda pada saat itu.
Low Rider telah membuat cara pandang orang berbeda terhadap sepeda. Pilihan dalam merancang (mendesain) style atau tema yang diinginan tidak akan punya akhir. Namun pada awal ‘80an sepeda Low Rider mengalami mati suri, sedangkan BMX dan sepeda-sepeda Freestyle (mountain bike) menjadi pilihan utama produksi para produsen sepeda.
Walaupun Schwinn dan produsen sepeda yang lain mengalihkan membuat sepeda-sepeda BMX dan freestyle, pasaran sepeda-sepeda Low Rider klasik masih sangat diminati. Hanya sedikit sepeda Low Rider yang berkeliaran di jalan pada masa mati suri itu dan kebanyakan hanyalah sepeda Cruiser.
Pelan tapi pasti, Stingray klasik menjadi sangat popular, hasilnya adalah sepeda Schwinn stingray klasik menjadi langka dan mahal dipasaran.
Hasil dari gaya memperbaharui ini telah membuka pintu bagi penerbit Low Rider Magazine Alberto Lopez , yang telah menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembalikan penampilan sepeda klasik. Setelah beberapa bulan melakukan investigasi, Alberto tidak dapat membeli hak paten Schwinn Stingray, jadi tinggal ada satu pilihan yang dapat dia lakukan, membuat representasi dari Schwinn Stingray. Ini merupakan kelahiran dari Aztlan Cruiser dan juga Low Rider Bicycle Inc, yang telah menjadi penyedia keperluan suku cadang sepeda-sepeda Low Rider saat ini.
Hasil dari gaya memperbaharui ini telah membuka pintu bagi penerbit Low Rider Magazine Alberto Lopez , yang telah menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembalikan penampilan sepeda klasik. Setelah beberapa bulan melakukan investigasi, Alberto tidak dapat membeli hak paten Schwinn Stingray, jadi tinggal ada satu pilihan yang dapat dia lakukan, membuat representasi dari Schwinn Stingray. Ini merupakan kelahiran dari Aztlan Cruiser dan juga Low Rider Bicycle Inc, yang telah menjadi penyedia keperluan suku cadang sepeda-sepeda Low Rider saat ini.
II. Sejarah Sepeda Low Rider di Indonesia
Sepeda jenis Low Rider masuk ke Indonesia sekitar akhir tahun 70an dengan sebutan yang bermacam-macam seperti salah satunya sepeda kumbang mini. Karena waktu peredaran atau penyebaran yang terbilang sempit kurang lebih sepuluh tahun, menjadikan sepeda jenis ini berjumlah lebih sedikit dibandingkan sepeda jenis ontel, MTB, mini dan BMX. Selain dari Indonesia, kebanyakan sepeda Low Rider dengan jenis Stingray 20 dan Beach Cruiser 26 didatangkan (import) dari negara-negara Asia seperti Jepang dan Cina, walaupun terdapat pula sebagian kecil dari Benua Barat seperti Amerika dan Eropa. Dari Indonesia merk yang terkenal adalah Benny Indonesia, dari Jepang terkenal dengan merk Benny Japan, Fuji Feather, dan lain-lain, negara Cina dengan Phoenix dan negara Benua Barat dengan Schwinn (Chicago AS), Raleigh (Inggris), Stelber (Amerika), Murray (Amerika), Western Flyer (Amerika) atau pun dari Low Rider Bicycle Inc (Amerika / Australia).
Aliran Low Rider atau yang sering disebut dengan ceper masuk Indonesia sekitar pertengahan 90an. Pada awalnya Low Rider hanya dilakukan untuk kendaraan bermotor khususnya mobil. Karena modal yang dikeluarkan tidaklah terlalu mahal, banyak yang mengadopsi aliran ini. Pada akhir ‘90 aliran ini banyak diadopsi oleh para pemakai sepeda motor. Untuk sepeda sendiri tidak ada yang tahu pasti kapan aliran Low Rider mulai diikuti, sekitar tahun 2003 seiring dengan banyaknya pemakai dan pemodifikasi sepeda motor yang tertarik memainkan sepeda jenis ini, aliran low Rider pun mulai banyak dikuti sebagai dasar memodifikasi sepeda.
Sepeda jenis Low Rider masuk ke Indonesia sekitar akhir tahun 70an dengan sebutan yang bermacam-macam seperti salah satunya sepeda kumbang mini. Karena waktu peredaran atau penyebaran yang terbilang sempit kurang lebih sepuluh tahun, menjadikan sepeda jenis ini berjumlah lebih sedikit dibandingkan sepeda jenis ontel, MTB, mini dan BMX. Selain dari Indonesia, kebanyakan sepeda Low Rider dengan jenis Stingray 20 dan Beach Cruiser 26 didatangkan (import) dari negara-negara Asia seperti Jepang dan Cina, walaupun terdapat pula sebagian kecil dari Benua Barat seperti Amerika dan Eropa. Dari Indonesia merk yang terkenal adalah Benny Indonesia, dari Jepang terkenal dengan merk Benny Japan, Fuji Feather, dan lain-lain, negara Cina dengan Phoenix dan negara Benua Barat dengan Schwinn (Chicago AS), Raleigh (Inggris), Stelber (Amerika), Murray (Amerika), Western Flyer (Amerika) atau pun dari Low Rider Bicycle Inc (Amerika / Australia).
Aliran Low Rider atau yang sering disebut dengan ceper masuk Indonesia sekitar pertengahan 90an. Pada awalnya Low Rider hanya dilakukan untuk kendaraan bermotor khususnya mobil. Karena modal yang dikeluarkan tidaklah terlalu mahal, banyak yang mengadopsi aliran ini. Pada akhir ‘90 aliran ini banyak diadopsi oleh para pemakai sepeda motor. Untuk sepeda sendiri tidak ada yang tahu pasti kapan aliran Low Rider mulai diikuti, sekitar tahun 2003 seiring dengan banyaknya pemakai dan pemodifikasi sepeda motor yang tertarik memainkan sepeda jenis ini, aliran low Rider pun mulai banyak dikuti sebagai dasar memodifikasi sepeda.
0 komentar:
Posting Komentar